Selasa, 23 Oktober 2012

KEMUTLAKAN DALAM BERAGAMA

KEMUTLAKAN DALAM BERAGAMA
   
Hadits Rasulullah SAW : 
“ Al – Islaamu ya’luu yu’laa  ‘alaihi ”.
Artinya :
  Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya.
  ( Hadits diriwayatkan oleh Bukhari )
      

      
Penulis
" Moh. Bakri Amu "
Dalam memahami Hadits tersebut, sudah jelaslah bahwa betapa hebat dan tingginya Agama itu, tapi mengapa Agama itu tidak dapat kita buktikan kehebatannya? padahal dengan kedahsyatannya yang tak terhingga, Agama At-Tauhid dapat dimenangkan sepanjang masa, namun tenaga ini telah hilang atau pudar seperti yang kita rasakan sekarang ini. Agama pun lambat laun akan pudar seperti lampu yang kehabisan minyaknya, yang mana Agama hanya tinggal syiar nya saja yang menanjak terus sedangkan energinya/kekuatan gaibnya telah mulai hilang dan Agama akhirnya akan tinggal namanya saja serta menjadi kebudayaan manusia belaka !! sebab Agama dipahami pada umumnya hanya secara ilmu fiqih/sosial saja.

        Agama secara Hakikatnya adalah Nur, yang didalamnya terkandung Kalimah ALLAH yang Maha Sakti yang hanya dapat dibuktikan melalui Metode Tariqatullah yang Bersilsilah hingga Kepada Rasulullah saw Melalui Guru yang Mursyid, Tariqat/Tasawuf adalah ilmu yang sangat tinggi dan sangat dalam, oleh karenanya sangat sulit dimengerti oleh orang awam yang Beragama Islam pun apalagi pada zaman dahulu dimana Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan (sains) masih belum umum dikuasai, di sinilah mereka para orientalis menyusup untuk mengacaukan dan mengadu domba serta menyebarkan fitnah untuk menghancurkan kita sesama Islam, mereka menciptakan tariqat-tariqat palsu yang menyesatkan, dan atas dasar itu mereka mendiskreditkan seluruh tariqat termasuk Tariqat yang Haq yang Bersilsilah Kepada Rasulullah saw hingga para ulama wahabiyah menfatwakan bahwa semua tariqat adalah salah dan sesat, betapa dahsyatnya kerugian orang Islam selama berabad-abad lamanya !! disebabkan oleh para orientalis yang berhasil dengan sangat licik memecah belah dan menghancur leburkan Islam yang sangat bernilai itu !!.

Ilmu Tariqat/tasawuf adalah yang mampu secara vertikal menembus sedalam-dalamnya kedalam lapisan yang terdalam dari Al Qur’an, yang dapat membukakan tabir Rahasia Kalimah ALLAH yang dibawah Al-Islam melalui Nur – Nya. Sebagaimana diterangkan dalam Hadits Qudsi :
“ Laa ilaaha illallahu wa aana huwa man qaalaha dakhala  hishni waman hisniaamina min iqaabi ”.
Artinya : “ Laa ilaaha illallah, itu adalah perkataanku dan Ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuklah ia ke dalam benteng Ku, siapa yang masuk ke dalam Benteng Ku, terpeliharalah ia dari siksaan Ku ”        
 
       Dzikir  adalah suatu tekhnologi yang dapat menghasilkan energi dari Kalimah ALLAH sebagai inti dari Al Qur’anul Karim yang dapat memusnakan Al-iblis yang bagaimanapun tangguhnya, dan ini hanya dapat dicapai antara lain melalui saluran Haq Nya yang diakui oleh ALLAH swt, yaitu melalui Rohani  salah Seorang Para Rasul Pilihan Nya yang tali Silsilanya nyata adanya !! karena hanya disitulah tersembunyi  frekwensi ALLAH swt yang tidak terhingga. Rasulullah saw Sendiri harus diberi suatu faktor yang tak terhingga yaitu Nurun ala Nurin baru mampu Beliau Bermunajad sampai Kehadirat ALLAH swt, faktor yang tak terhingga itu diberikan Sendiri oleh Dzat yang Maha Tinggi yang berdimensi tak terhingga pula. Ini adalah suatu contoh yang sangat jelas bahwa manusia tidak akan sampai Kepada ALLAH swt tanpa diberi bantuan suatu alat yang hukumnya tak terhingga kapasitasnya, sebagaimana Firman Allah di dalam Surat Asy-syura : 52 :
“ Wa kazalika auhaina ilaika ruham min amrina, ma kunta tadri mal kitabu wa lal imanu wa lakin Ja’alnahu nuran nahdi bihi man nasya’u min ‘ibadina, wa innaka latahdi ila siratim mustaqim (in). ”
Artinya : “ Sebagaimana Kami menurunkan Wahyu Kepada Rasul yang lain, begitu pula Kami mewahyukan Al-Qur’an kepadamu sebagai Rahmat dari Kami. Padahal sebelumnya, kamu tidak tahu apakah Kitab Al-Qur’an dan Iman itu. Namun Kami menjadikannya Nur dan dengannya Kami tunjuki pada manusia pilihan Ku di antara hamba-hamba Ku. Justru dengan Nur itu kau dapat menunjuki orang pada jalan yang lurus.”
        
        Ayat tersebut sangatlah menjelaskan bagaimana pengertian tentang Mursyid, Mursyid sesungguhnya adalah Wasillah sedangkan Wasillah itu Arwahul muqadasah (Rohani) Rasullullah saw yang sudah ditanamkan Nur Illahi dan Nur Muhammad oleh ALLAH swt. Sebagai via atau chanel dan frekwensi untuk dapat menuntun kita ke jalan yang lurus. Mursyid bukanlah orang atau manusia tetapi Mursyid mengambil tempat di Qalbu Orang Mukmin sebagaimana di terangkan dalam Hadits Qudsi : “ AKU Berkenan di  Hati Hamba Ku yang Mukmin, yang Lemah Lembut dan Tenang ”. Orang Mukmin yang dimaksud tersebut adalah Waliyyam Mursyida. di dalam Hadits diuraikan : “ Ia (Waliyyam Mursyida) meneruskan Pancaran Nurun ala Nurin pada Orang yang dikehendaki ALLAH swt, karena Ia adalah aparat ALLAH swt, seperti juga Rasulullah saw adalah aparat ALLAH swt yang pertama dan Ia adalah Penerus Tugas Rasulullah saw, sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang sebenar-benarnya sebagai Al-Ulama – U Waratsatul An- biya yang sebenar-benarnya, lahir batin jasmani dan rohani " (HR AL-BAZZAR dari IBNU ABBAS  r.a).
        
Dalam pemahaman umum, sering timbul pertanyaan : mengapa kita harus memakai penghantar Waliyyam Mursyida? bukankah Tuhan Maha Tahu dan Maha Melihat? secara syari’at pertanyaan itu sangatlah wajar terjadi, sebab mereka menyamakan dimensi fisik yang nyata dengan dimensi Tuhan yang Maha Gaib. Semestinya kalau kita ingin benar-benar mengetahui bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Melihat, haruslah kita masuk pada dimensi yang sama,sebagaimana proses isra dan mi’raj yang telah dilakukan rasulullah saw yang telah masuk pada di mensi yang sama. Satu-satunya dimensi yang sama dengan ALLAH swt yang kita miliki adalah ruhani kita.
Firman Allah :
“ Fa iza sawwaituhu wa nafakhtu fihi mir ruhi fa qa ’u lahu sajidin (a)
Artinya   : “ Maka setelah Aku Sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian Roh Ku, rebahkanlah dirimu dan bersujud Kepada Nya (QS Al-Hijr : 29)

      Sebagai manusia yang secara jasmani dan ruhani yang sangat kotor dan hina dina, tidak akan dapat dan mampu bertemu Tuhan Yang Maha Suci terkecuali, melalui suatu Penghantar yang terpilih (Waliyyam Mursyida) yang di dalam Rohaninya terkandung “Nurun ‘ala’ nur(in) yahdillahu linurihi may yasya’(u). Dia (Waliyyam Mursyida) bukanlah tujuan, tetapi sebagai alat Penghantar untuk masuk pada dimensi yang sama yaitu alam ruhani.
Firman Allah : “ May yahdillahu fa huwal muntadi wa may yudlil falan     tajidalahu waliyyam mursyida ”.  ( AL-KAHFI : 17).
Artinya   : “ Barang siapa yang diberi Petunjuk oleh ALLAH, dialah orang yang mendapat     Petunjuk, dan siapa yang dibiarkanNya sesat, maka tidak ada seorang Pemimpin (Waliyyam    Mursyida) yang dapat memberi Petunjuk ”.

      Jadi jelaslah bagi kita sekarang tiap-tiap ruh yang menggabungkan dirinya dengan rohani Silsilah Waliyyam Mursyida yang Kamil lagi Mukammil yang Khalis Mukhlisin akan memiliki Wabtaghuu Ilaihil Wasiilata (Wasilah yang menyampaikan dalam Bermunajad Kepada ALLAH swt ). Dari Abu Yazid Al Busthami mengatakan : “ Barang siapa yang tidak ada syeikhnya (Waliyyam Mursyida) maka pastilah Syetan Pemimpinnya ”.
       
      Untuk mendapatkan Agama ALLAH swt sebagai Ilmu yang Haq, maka kita harus mencari dan menggunakan Metode yang Benar sebagaimana Firman Allah : “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah (termaksud berdzikir   dan shalat), dan carilah cara  (wasillah) untuk mendekatkan diri pada Nya dan Berjihadlah pada jalan Nya semoga kamu menang (QS Al- Maidah : 35). Metode tersebut adalah Tariqatullah yang mengandung Ilmu Tasawuf dan Ilmu Sufi dengan untuk dapat Menyempurnakan Syari’at Islam, karena Syariat itu merupakan Peraturan, Tariqat adalah Pelaksanaannya, Haqiqat itu merupakan keadaan dan Ma’rifat adalah Tujuan, Sabda Rasulullah saw: “Syari’at itu perkataanku,thariqat itu perbuatanku dan haqiqat itu ialah kelakuanku.
Sebagaimana Firman Nya :
   “ Ya ayyuhal ladzina ananudkhulku fis silmi kaffah ”.
Artinya : “ Hai orang-orang Beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan ”.

4 komentar: