Minggu, 09 Februari 2014

ISLAM TAK AKAN BANGKIT TANPA TEKHNOLOGI

Rasulullah : "pekerjaan yang paling sulit diatas dunia ini menyebut kalimah La Illaha Illallah" 
kalau hanya menyebut-nyebut seluruh dunia dapat menyebutnya, 

tapi untuk menjadikan dzikir menjadi suatu energi yang tidak ada tolok bandingannya, 
haruslah diolah melalui tekhnologi Alquran yang terdapat dalam Tareqat yang haq 
karena mustahil Islam akan bangkit tanpa tekhnologi sebagaimana negara tak akan bangkit tanpa tekhnologi.

Ilustrasi :
air dapat diolah dengan tekhnologi elektrolisa dengan memisahakn air yang mati dan kemudian menggabungkan oksigen dan hidrogen yang terdapat di dalam air dan di fakumkam kedalam tabung yang hampa kemudian di sulut api ternyata dapat menjadi bom atom yang dahsyat.
begitu juga dengan dzikir harus diolah dengan tekhnologi Alquran yang terdapat didalam Tareqat yang Haq, agar supaya dapat menjadi kekuatan dan senjata orang Mukmin hingga tidak ada yang dapat mengalahkan sepanjang masa

Agama Adalah Haqul Yaqin.... bukan hanya kepercayaan...!!!!

HIKMAH HAKIKAT



  • TANPA PETUNJUK GURU, ORANG HANYA MEMBACA NASKAH LUARNYA SAJA.. DAN TIDAK AKAN MENDAPTKAN NILAI ROHANI DIDALAM YANG SESUNGGUHNYA.. KARENA TIDAK MENDAPAT KEKUATAN ROHANI DARI SANG GURU.

  • METODE YANG TERTINGGI MALAHAN MAKIN SEDERHANA, HINGGA ORANG TIDAK AKAN MENGERTI ATAU PERCAYA TERHADAP METODE TERSEBUT, KARENA MEREKA TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM YANG RUMIT.

  • KEMULIAAN BUKAN TERLETAK PADA KEDUDUKAN YANG MULIA TAPI KEMULIAAN ITU ADALAH MEREKA YANG MENOLAK KEDUDUKAN.

  • DASAR ILMU ITU ADALAH KEMANTAPAN DAN BUAHNYA ADALAH KESELAMATAN

  • PELAJARI DENGAN TELITI SUATU PENGETAHUAN, AGAR ENGKAU TIDAK KEHILANGAN KEDALAMAN ARTI KANDUNGANNYA.

  • ILMU ADALAH ALAT, MESKIPUN ILMU ITU BAIK, TAPI ILMU HARUS DIIRINGI HADAP, HAL DEMIKIANLAH YANG MENGHANTARKAN SESEORANG KEPADA MAQAM-MAQAM TERTINGGI.

  • TIADA SIAPAPUN SELAIN ORANG ITU SENDIRI YANG DAPAT MELAKSANAKAN LATIHAN ROHANINYA, MENYALAKAN PELITA DAN MENJALANI JALUR TERSEBUT.

  • APABILA HATI KITA IKHLAS, EGO BERKURANG, DINDING KETIDAKTAHUAN DAPAT RETAK, KITA AKAN DAPAT MELIHAT BANYAK ALAM YANG BERBEDA-BEDA (MARAQOBAH).

  • SELAMA ANDA TULUS DAN MASIH MENGINGAT AJARAN GURU ITULAH HADAP YANG TERBAIK (HAKIKAT).

  • SESUNGGUHNYA TIDAK ADA YANG DISEBUT NASIB, ITU HANYALAH MASALAH KURANG BERLATIH ROHANI (SULUK).

  • JANGAN SUKA SALING MEMUJI, HAL INI AKAN SALING MERACUNI DIRI, KARENA AKAN MENURUNKAN TINGKAT SESEORANG, DENGAN SENDIRINYA IA TELAH MENCIPTAKAN KARMA PERINTANG BAGI DIRINYA.

  • PENGABDIAN TANPA SYARAT ITU YANG DISEBUT IKHLAS.

  • JIKA KITA MASIH MEMIKIRKAN UNTUK MEMBELA NAMA BAIK MAKA KITA MASIH MENYIMPAN EGO YANG BESAR, HINGGA KITA BELUM TERBEBAS DARI KONSEPSI ORANG AWAM.

  • TEGURAN ORANG DAN FITNAH, SESUNGGUHNYA ADALAH PUJIAN BAGI KITA.

  • RAHMAT TUHAN ITU ADALAH PENDERITAAN DAN KEPEDIHAN APABILA KITA SABAR DALAM HAL ITU, MAKA KITA AKAN TAHU BENTUK ASLINYA.

  • ILMU DAN AGAMA ITU SELALU SEPAKAT, TETAPI ILMU DAN IMAN SELALU BERTENGKAR.



Selasa, 23 Oktober 2012

KEMUTLAKAN DALAM BERAGAMA

KEMUTLAKAN DALAM BERAGAMA
   
Hadits Rasulullah SAW : 
“ Al – Islaamu ya’luu yu’laa  ‘alaihi ”.
Artinya :
  Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya.
  ( Hadits diriwayatkan oleh Bukhari )
      

      
Penulis
" Moh. Bakri Amu "
Dalam memahami Hadits tersebut, sudah jelaslah bahwa betapa hebat dan tingginya Agama itu, tapi mengapa Agama itu tidak dapat kita buktikan kehebatannya? padahal dengan kedahsyatannya yang tak terhingga, Agama At-Tauhid dapat dimenangkan sepanjang masa, namun tenaga ini telah hilang atau pudar seperti yang kita rasakan sekarang ini. Agama pun lambat laun akan pudar seperti lampu yang kehabisan minyaknya, yang mana Agama hanya tinggal syiar nya saja yang menanjak terus sedangkan energinya/kekuatan gaibnya telah mulai hilang dan Agama akhirnya akan tinggal namanya saja serta menjadi kebudayaan manusia belaka !! sebab Agama dipahami pada umumnya hanya secara ilmu fiqih/sosial saja.

        Agama secara Hakikatnya adalah Nur, yang didalamnya terkandung Kalimah ALLAH yang Maha Sakti yang hanya dapat dibuktikan melalui Metode Tariqatullah yang Bersilsilah hingga Kepada Rasulullah saw Melalui Guru yang Mursyid, Tariqat/Tasawuf adalah ilmu yang sangat tinggi dan sangat dalam, oleh karenanya sangat sulit dimengerti oleh orang awam yang Beragama Islam pun apalagi pada zaman dahulu dimana Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan (sains) masih belum umum dikuasai, di sinilah mereka para orientalis menyusup untuk mengacaukan dan mengadu domba serta menyebarkan fitnah untuk menghancurkan kita sesama Islam, mereka menciptakan tariqat-tariqat palsu yang menyesatkan, dan atas dasar itu mereka mendiskreditkan seluruh tariqat termasuk Tariqat yang Haq yang Bersilsilah Kepada Rasulullah saw hingga para ulama wahabiyah menfatwakan bahwa semua tariqat adalah salah dan sesat, betapa dahsyatnya kerugian orang Islam selama berabad-abad lamanya !! disebabkan oleh para orientalis yang berhasil dengan sangat licik memecah belah dan menghancur leburkan Islam yang sangat bernilai itu !!.

Ilmu Tariqat/tasawuf adalah yang mampu secara vertikal menembus sedalam-dalamnya kedalam lapisan yang terdalam dari Al Qur’an, yang dapat membukakan tabir Rahasia Kalimah ALLAH yang dibawah Al-Islam melalui Nur – Nya. Sebagaimana diterangkan dalam Hadits Qudsi :
“ Laa ilaaha illallahu wa aana huwa man qaalaha dakhala  hishni waman hisniaamina min iqaabi ”.
Artinya : “ Laa ilaaha illallah, itu adalah perkataanku dan Ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuklah ia ke dalam benteng Ku, siapa yang masuk ke dalam Benteng Ku, terpeliharalah ia dari siksaan Ku ”        
 
       Dzikir  adalah suatu tekhnologi yang dapat menghasilkan energi dari Kalimah ALLAH sebagai inti dari Al Qur’anul Karim yang dapat memusnakan Al-iblis yang bagaimanapun tangguhnya, dan ini hanya dapat dicapai antara lain melalui saluran Haq Nya yang diakui oleh ALLAH swt, yaitu melalui Rohani  salah Seorang Para Rasul Pilihan Nya yang tali Silsilanya nyata adanya !! karena hanya disitulah tersembunyi  frekwensi ALLAH swt yang tidak terhingga. Rasulullah saw Sendiri harus diberi suatu faktor yang tak terhingga yaitu Nurun ala Nurin baru mampu Beliau Bermunajad sampai Kehadirat ALLAH swt, faktor yang tak terhingga itu diberikan Sendiri oleh Dzat yang Maha Tinggi yang berdimensi tak terhingga pula. Ini adalah suatu contoh yang sangat jelas bahwa manusia tidak akan sampai Kepada ALLAH swt tanpa diberi bantuan suatu alat yang hukumnya tak terhingga kapasitasnya, sebagaimana Firman Allah di dalam Surat Asy-syura : 52 :
“ Wa kazalika auhaina ilaika ruham min amrina, ma kunta tadri mal kitabu wa lal imanu wa lakin Ja’alnahu nuran nahdi bihi man nasya’u min ‘ibadina, wa innaka latahdi ila siratim mustaqim (in). ”
Artinya : “ Sebagaimana Kami menurunkan Wahyu Kepada Rasul yang lain, begitu pula Kami mewahyukan Al-Qur’an kepadamu sebagai Rahmat dari Kami. Padahal sebelumnya, kamu tidak tahu apakah Kitab Al-Qur’an dan Iman itu. Namun Kami menjadikannya Nur dan dengannya Kami tunjuki pada manusia pilihan Ku di antara hamba-hamba Ku. Justru dengan Nur itu kau dapat menunjuki orang pada jalan yang lurus.”
        
        Ayat tersebut sangatlah menjelaskan bagaimana pengertian tentang Mursyid, Mursyid sesungguhnya adalah Wasillah sedangkan Wasillah itu Arwahul muqadasah (Rohani) Rasullullah saw yang sudah ditanamkan Nur Illahi dan Nur Muhammad oleh ALLAH swt. Sebagai via atau chanel dan frekwensi untuk dapat menuntun kita ke jalan yang lurus. Mursyid bukanlah orang atau manusia tetapi Mursyid mengambil tempat di Qalbu Orang Mukmin sebagaimana di terangkan dalam Hadits Qudsi : “ AKU Berkenan di  Hati Hamba Ku yang Mukmin, yang Lemah Lembut dan Tenang ”. Orang Mukmin yang dimaksud tersebut adalah Waliyyam Mursyida. di dalam Hadits diuraikan : “ Ia (Waliyyam Mursyida) meneruskan Pancaran Nurun ala Nurin pada Orang yang dikehendaki ALLAH swt, karena Ia adalah aparat ALLAH swt, seperti juga Rasulullah saw adalah aparat ALLAH swt yang pertama dan Ia adalah Penerus Tugas Rasulullah saw, sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang sebenar-benarnya sebagai Al-Ulama – U Waratsatul An- biya yang sebenar-benarnya, lahir batin jasmani dan rohani " (HR AL-BAZZAR dari IBNU ABBAS  r.a).
        
Dalam pemahaman umum, sering timbul pertanyaan : mengapa kita harus memakai penghantar Waliyyam Mursyida? bukankah Tuhan Maha Tahu dan Maha Melihat? secara syari’at pertanyaan itu sangatlah wajar terjadi, sebab mereka menyamakan dimensi fisik yang nyata dengan dimensi Tuhan yang Maha Gaib. Semestinya kalau kita ingin benar-benar mengetahui bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Melihat, haruslah kita masuk pada dimensi yang sama,sebagaimana proses isra dan mi’raj yang telah dilakukan rasulullah saw yang telah masuk pada di mensi yang sama. Satu-satunya dimensi yang sama dengan ALLAH swt yang kita miliki adalah ruhani kita.
Firman Allah :
“ Fa iza sawwaituhu wa nafakhtu fihi mir ruhi fa qa ’u lahu sajidin (a)
Artinya   : “ Maka setelah Aku Sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian Roh Ku, rebahkanlah dirimu dan bersujud Kepada Nya (QS Al-Hijr : 29)

      Sebagai manusia yang secara jasmani dan ruhani yang sangat kotor dan hina dina, tidak akan dapat dan mampu bertemu Tuhan Yang Maha Suci terkecuali, melalui suatu Penghantar yang terpilih (Waliyyam Mursyida) yang di dalam Rohaninya terkandung “Nurun ‘ala’ nur(in) yahdillahu linurihi may yasya’(u). Dia (Waliyyam Mursyida) bukanlah tujuan, tetapi sebagai alat Penghantar untuk masuk pada dimensi yang sama yaitu alam ruhani.
Firman Allah : “ May yahdillahu fa huwal muntadi wa may yudlil falan     tajidalahu waliyyam mursyida ”.  ( AL-KAHFI : 17).
Artinya   : “ Barang siapa yang diberi Petunjuk oleh ALLAH, dialah orang yang mendapat     Petunjuk, dan siapa yang dibiarkanNya sesat, maka tidak ada seorang Pemimpin (Waliyyam    Mursyida) yang dapat memberi Petunjuk ”.

      Jadi jelaslah bagi kita sekarang tiap-tiap ruh yang menggabungkan dirinya dengan rohani Silsilah Waliyyam Mursyida yang Kamil lagi Mukammil yang Khalis Mukhlisin akan memiliki Wabtaghuu Ilaihil Wasiilata (Wasilah yang menyampaikan dalam Bermunajad Kepada ALLAH swt ). Dari Abu Yazid Al Busthami mengatakan : “ Barang siapa yang tidak ada syeikhnya (Waliyyam Mursyida) maka pastilah Syetan Pemimpinnya ”.
       
      Untuk mendapatkan Agama ALLAH swt sebagai Ilmu yang Haq, maka kita harus mencari dan menggunakan Metode yang Benar sebagaimana Firman Allah : “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah (termaksud berdzikir   dan shalat), dan carilah cara  (wasillah) untuk mendekatkan diri pada Nya dan Berjihadlah pada jalan Nya semoga kamu menang (QS Al- Maidah : 35). Metode tersebut adalah Tariqatullah yang mengandung Ilmu Tasawuf dan Ilmu Sufi dengan untuk dapat Menyempurnakan Syari’at Islam, karena Syariat itu merupakan Peraturan, Tariqat adalah Pelaksanaannya, Haqiqat itu merupakan keadaan dan Ma’rifat adalah Tujuan, Sabda Rasulullah saw: “Syari’at itu perkataanku,thariqat itu perbuatanku dan haqiqat itu ialah kelakuanku.
Sebagaimana Firman Nya :
   “ Ya ayyuhal ladzina ananudkhulku fis silmi kaffah ”.
Artinya : “ Hai orang-orang Beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan ”.

Selasa, 09 Oktober 2012

AGAMA

AGAMA ADALAH NUR



Penulis
" MOH. BAKRI AMU "
SYARIAT di ibaratkan bagaikan sebuah kapal, sedangkan TAREQAT adalah samudra yang luas dan HAKIKAT adalah mutiara yang terdapat didalam samudra.

Manusia adalah unsur yg terbatas, maka tdak akan sanggp mngkaji unsur yg tak terhingga (TUHAN), walaupun laut kau jadikan tinta dan pohon-pohon kau jadikan pena, kecuali manusia hasil produkNYA.

Agama bukan pegertian ataupun kepercayaan tapi Dia adalah NUR yang turun dari sisi-NYA
Agama bukanlah syariat, tapi orang yang beragama harus bersyariat.

Rendahkan lah dirimu padaNYA maka engkau akan di tinggikanNYA, janganlah sombong dan tinggi padaNYA maka engkau di rendahkanNYA...

Tutupilah aib saudaramu, sebagaimn engkau mnyembunyikan aibmu sendiri dan jadilah obat bgi saudaramu.
Jadikanlah saudaramu seperti salah satu organ tubuhmu, 
apabila organ itu sakit maka seluruh tubuh ikut sakit.

Nafsu manusia lebih senang mengaku-ngaku bahwa dia mampu, bisa berbuat dan kuat, padahal semua itu rekayasa nafsu yang menghalangi Kebajikan dan Taqarrub.

Tanpa kompas kita akan tersesat dalam perjalanan mengarungi samudra dunia ini, begitulah orang tanpa seorang MURSYID akan tersest dalam perjalanannya untuk mencari TUHAN

Mustahil manusia memiliki rasa cinta, karena cinta adalah sifatNya, dasar kecintaNYAlah pada seluruh pada makhluk hingga DIA menciptakn dunia dan semua kenikmatannya, meskipun DIA di khianati..

Carilah orang yg dapat menggosok cermin hatimu,hingga cemerlanglah cahaya TUHANmu.

Janglah engkau bercerita tentang TUHAN,ataupun mengajarkan orang tentang TUHAN,sebelum kau temukan orang yg sanggup mengeluarkan kau dari penjara hawa nafsumu dan membwmu ke dalam haribaanNya.
 Orang buta tidak akan dapat menuntun orang buta
Rahmat Tuhan sesungguhnya sangat pedih bagi manusia, diibaratkan seperti orang yang minum jamu 
"Sangat Pahit ditenggerokan tapi membentuk tubuhnya menjadi sehat dikemudian hari"
orang yang kagum dengan kebesaran-kebesaraNYA sesungguhnya dia jauh dari padaNYA
Peliharalah orang yang selalu menebarkan kebencian terhadapmu dan jauhilah orang yang selalu memuji-muji dirimu, karena sesungguhnya kebencian orang adalah Rahmat Tuhan dan pujian-pujian orang sesungguhnya adalah BALA Tuhan
Rendahkanlah dirimu pada manusia, karena hal tersebut awal kita untuk mengenal RahmatNYA.
Ilmu Yang Tertinggi Adalah Akhlak...   (PRIBADI BERBUDI LUHUR)


METHODOLOGI BERMUNAJAT

METHODOLOGI BERMUNAJAT

Penulis
" Moh. Bakri Amu "
Rasulullah SAW, teladan paling paripurna ketika hendak menuju Allah SWT.  dalam Ista’ dan Mi’raj NYA Rasulullah SAW. Senantiasa dibimbing oleh malaikat Jibril As. Fungsi Jibril As, disini identik dengan MURSYID dimata kaum Sufi, hal yang sama ketika Nabiyullah Musa As, yang merasa sampai kepadaNYA, ternyata harus diuji melalui bimbingan Ruhani seorang Nabi Khidir As. Hubungan Musa dan Khidir adalah hubungan spiritual antara Murid dan Syeikh (Waliya Mursyida). Dalam soal-soal rasional (Fikih), Musa As. sangat hebat, tetapi beliau tak sehebat Khidir As. dalam soal batinnya.
Eksistensi dan fungsi Mursyid banyak ditolak oleh sebagaian ulama yang anti Tasawuf atau mereka yang memahami Tasawuf dengan cara-cara individual. Lalu mereka merasa mampu menembus jalan Ruhani yang penuh dengan rahasia menurut metode dan cara mereka sendiri, bahkan dengan mengandalkan pengetahuan yang selama ini mereka dapatkan dari ajaran Al-quran dan Sunnah.
Namun karena pemahaman terhadap kedua sumber ajaran tersebut terbatas, mereka mengklaim bahwa dunia Tasawuf bisa ditempuh tanpa bimbingan seorang Mursyid, pandangan demikian hanya layak secara teoritis belaka. Tetapi dalam praktek Thareqat Sufi hampir bisa dipastikan bahwa mereka hanya meraih KEGAGALAN spiritual, bukti-bukti historis kegagalan spiritual tersebut telah dibuktikan oleh para Ulama itu sendiri yang mencoba menempuh jalan Sufi tanpa menggunakan Bimbingan Mursyid.
Belajar Syariat saja jika tanpa seorang Guru bisa salah, apalagi belajar Hakikat. Karena itu suatu kesombongan besar manakala seseorang mengatakan, Hakikat Mursyid itu adalah dirinya sendiri. Firman Allah SWT :
Barang siapa mendapatkan kesesatan, maka ia tidak akan menemukan (dalam hidupnya) seorang Wali yang Mursyid ” (Al-quran)
Ayat tersebut memberikan kesaksian bahwa seorang dengan kehebatan ilmu agamanya tidak akan mampu menempuh jalan Sufi, kecuali atas bimbingan seorang Syeikh yang Mursyid.
Sebab dunia pengetahuan agama, seluas apapun hanyalah Dunia Ilmu saja, padahal semua Hakikatnya itu harus lahir dari AMALIYAH. Karena yang diserap ilmu adalah produk dari Amaliyah seorang Ulama yang telah dibukakan jalan Ma’rifat itu sendiri. Jalan Ma’rifat itu tidak bisa begitu saja ditempuh dengan mengandalkan pengetahuan akal Rasional, kecuali hanya akan meraih ilmu Yaqin belaka, sebelum sampai pada tahap Haqqul Yakin, alhasil mereka yang merasa sudah sampai kepada Allah SWT (Washul) tanpa bimbingan seorang Syeikh yang Mursyid, WashulNya bisa dikategorikan sebagai washul yang penuh dengan tipu daya.
Sebab dalam alam METAFISIKA sufisme, mereka yang menempuh jaln Sufi tanpa bimbingan Ruhani seorang Syeikh yang Mursyid tidak akan mampu membedakan mana Hawathif-hawathif yang datang dari Allah SWT, dari malaikat atau dari Syetan dan bahkan dari Jin.
Oleh sebab itu ada Kalam dari ulama Sufi yang sangat terkenal :
Barang siapa menempuh jalan Allah tanpa disertai seorang Guru (Waliyah Mursyida) maka gurunya adalah Syetan
Carilah seorang Guru yang Mursyid untuk menjadi pembimbingmu, dan janganlah kamu berguru pada seorang yang tidak membangkitkan dirimu untuk menuju kepada Allah dan tidak pula menunjukan wacananya kepadamu, jalan menuju Allah SWT.
  • Gurumu bukanlah orang yang anda mendengarkan darinya, tetapi Gurumu anda yang meraih Cahaya dariNYA
  • Gurumu bukanlah orang yang mengajak anda ke pintuNYA, tetapi Gurumulah orang yang menyingkap hijab antara diri mu dan diri NYA.
  • Gurumu bukanlah orang yang menghadapkan wacananya pada anda, tetapi gurumu adalah yang menggerakan isyarat Ruhani kepada anda.
  • Gurumu-lah yang mengeluarkan dirimu dari penjara hawa nafsumu dan memasukan dirimu kedalam keharibaanNYA
  • Gurumu-lah yang senantiasa menggosok cermin hatimu hingga cemerlanglah cahaya Tuhan mu, dialah yang membangkitkan dirimu hingga dirimu bangkit kepadaNYA.

Senin, 01 Oktober 2012

Ayahanda Guru bersama Ketua MUI





DALAM RANGKA SEMINAR NASIONAL REHABILITASI NARKOBA
DI PALU TAHUN 2006
BERTEMPAT DI GEDUNG POGOMBO
KANTOR GUBERNUR PROV. SULAWESI TENGAH
YANG DI SILENGGARAKAN OLEH PONPES HASAN MA’SHUM
DAN PEMERINTAH DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH

YMM AYAHANDA GURU



Ayahanda Guru Maulana SS. H. Amiruddin KY,
Bin Moh. Khoir Hasyim Al Kholidy

Mendapatkan Ijazah Statuta Tareqat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah dari
Alih Waris Silsilah Ke 36
SS. Moh. Khoir Khasyim Al Kholidy, adik kandung dari
Alih Waris Silsilah ke 35 SS. Sulaiman Khasyim Al Kholidy
Keduanya adalah Putra Kandung dari
Nenek SS. Mohammad Khasyim Al Kholidy An Naqsyabandiyah Alih Waris Silsilah Ke 34

Di Tapak Gajah



Ayahanda Guru Maulana SS. H. Amiruddin KY,
Bin Moh. Khoir Hasyim Al Kholidy

Alih Waris Silsilah Ke 37

Bersama

SS. Moh. Khoir Khasyim Al Kholidy
Alih Waris Silsilah Ke 36


di Tapak Gajah

CARILAH GURU YANG GURUNYA SAMPAI KEPADA RASULULLAH SAW...