KEMUTLAKAN DALAM
BERAGAMA
Hadits
Rasulullah SAW :
“ Al – Islaamu ya’luu yu’laa ‘alaihi ”.
Artinya :
Islam adalah sangat
tinggi, tiada yang dapat melebihinya.
( Hadits diriwayatkan
oleh Bukhari )
Penulis " Moh. Bakri Amu " |
Agama secara
Hakikatnya adalah Nur, yang
didalamnya terkandung Kalimah ALLAH
yang Maha Sakti yang hanya dapat dibuktikan melalui Metode Tariqatullah
yang Bersilsilah hingga Kepada Rasulullah saw Melalui Guru
yang Mursyid, Tariqat/Tasawuf adalah ilmu yang sangat tinggi dan sangat
dalam, oleh karenanya sangat sulit dimengerti oleh orang awam yang
Beragama
Islam pun apalagi pada zaman dahulu dimana Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan
(sains)
masih belum umum dikuasai, di sinilah mereka para orientalis menyusup
untuk
mengacaukan dan mengadu domba serta menyebarkan fitnah untuk
menghancurkan kita
sesama Islam, mereka menciptakan tariqat-tariqat palsu yang menyesatkan,
dan
atas dasar itu mereka mendiskreditkan seluruh tariqat termasuk Tariqat
yang Haq yang Bersilsilah Kepada
Rasulullah saw hingga para ulama wahabiyah menfatwakan bahwa semua
tariqat
adalah salah dan sesat, betapa dahsyatnya kerugian orang Islam selama
berabad-abad lamanya !! disebabkan oleh para orientalis yang berhasil
dengan
sangat licik memecah belah dan menghancur leburkan Islam yang sangat
bernilai
itu !!.
Ilmu Tariqat/tasawuf
adalah yang mampu secara vertikal menembus sedalam-dalamnya kedalam lapisan
yang terdalam dari Al Qur’an, yang dapat membukakan tabir Rahasia Kalimah ALLAH yang dibawah Al-Islam melalui
Nur – Nya. Sebagaimana diterangkan dalam Hadits Qudsi :
“ Laa ilaaha illallahu wa aana huwa man
qaalaha dakhala hishni waman hisniaamina
min iqaabi ”.
Artinya : “ Laa ilaaha illallah, itu adalah
perkataanku dan Ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuklah ia ke dalam benteng Ku,
siapa yang masuk ke dalam Benteng
Ku, terpeliharalah ia dari siksaan Ku ”
Dzikir adalah suatu tekhnologi yang dapat menghasilkan
energi dari Kalimah ALLAH sebagai
inti dari Al Qur’anul Karim yang dapat memusnakan Al-iblis yang bagaimanapun
tangguhnya, dan ini hanya dapat dicapai antara lain melalui saluran Haq Nya yang diakui oleh ALLAH swt,
yaitu melalui Rohani salah Seorang Para
Rasul Pilihan Nya yang tali Silsilanya nyata adanya !! karena hanya disitulah
tersembunyi frekwensi ALLAH swt yang tidak terhingga. Rasulullah saw Sendiri harus diberi
suatu faktor yang tak terhingga yaitu Nurun
ala Nurin baru mampu Beliau Bermunajad sampai Kehadirat ALLAH swt, faktor yang tak terhingga itu diberikan
Sendiri oleh Dzat yang Maha Tinggi yang berdimensi tak terhingga pula. Ini
adalah suatu contoh yang sangat jelas bahwa manusia tidak akan sampai Kepada ALLAH swt tanpa diberi bantuan
suatu alat yang hukumnya tak terhingga kapasitasnya, sebagaimana Firman Allah
di dalam Surat Asy-syura : 52 :
“ Wa kazalika auhaina ilaika ruham
min amrina, ma kunta tadri mal kitabu wa lal imanu wa lakin Ja’alnahu nuran
nahdi bihi man nasya’u min ‘ibadina, wa innaka latahdi ila siratim mustaqim
(in). ”
Artinya : “ Sebagaimana Kami menurunkan Wahyu Kepada
Rasul yang lain, begitu pula Kami mewahyukan Al-Qur’an kepadamu sebagai Rahmat dari Kami. Padahal
sebelumnya, kamu tidak tahu apakah Kitab Al-Qur’an dan Iman itu. Namun Kami
menjadikannya Nur dan dengannya Kami tunjuki pada manusia pilihan Ku di antara
hamba-hamba Ku. Justru dengan Nur itu kau dapat menunjuki orang pada jalan yang
lurus.”
Ayat tersebut
sangatlah menjelaskan bagaimana pengertian tentang Mursyid, Mursyid
sesungguhnya adalah Wasillah sedangkan
Wasillah itu Arwahul muqadasah (Rohani) Rasullullah saw yang sudah
ditanamkan
Nur Illahi dan Nur Muhammad oleh ALLAH swt. Sebagai via atau chanel dan
frekwensi
untuk dapat menuntun kita ke jalan yang lurus. Mursyid bukanlah orang
atau manusia tetapi Mursyid mengambil tempat di Qalbu Orang Mukmin
sebagaimana di
terangkan dalam Hadits Qudsi : “ AKU Berkenan di Hati Hamba Ku yang Mukmin, yang Lemah Lembut
dan Tenang ”. Orang Mukmin yang dimaksud tersebut adalah Waliyyam Mursyida. di dalam Hadits
diuraikan : “ Ia (Waliyyam Mursyida) meneruskan Pancaran Nurun ala Nurin pada
Orang yang dikehendaki ALLAH swt, karena Ia adalah aparat ALLAH swt, seperti
juga Rasulullah saw adalah aparat ALLAH swt yang pertama dan Ia adalah Penerus
Tugas Rasulullah saw, sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang
sebenar-benarnya sebagai Al-Ulama – U Waratsatul An- biya yang
sebenar-benarnya, lahir batin jasmani dan rohani " (HR AL-BAZZAR dari IBNU
ABBAS r.a).
Dalam pemahaman
umum, sering timbul pertanyaan : mengapa kita harus memakai penghantar Waliyyam Mursyida? bukankah
Tuhan Maha Tahu dan Maha Melihat? secara syari’at
pertanyaan itu sangatlah wajar terjadi, sebab mereka menyamakan dimensi fisik
yang nyata dengan dimensi Tuhan yang Maha Gaib. Semestinya kalau kita ingin
benar-benar mengetahui bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Melihat, haruslah
kita masuk pada dimensi yang sama,sebagaimana proses isra dan mi’raj yang telah
dilakukan rasulullah saw yang telah masuk pada di mensi yang sama. Satu-satunya
dimensi yang sama dengan ALLAH swt yang
kita miliki adalah ruhani kita.
Firman Allah :
Firman Allah :
“ Fa iza sawwaituhu wa nafakhtu fihi mir ruhi fa qa ’u lahu
sajidin (a) ”
Artinya : “ Maka setelah Aku Sempurnakan dia dan Aku
tiupkan di dalamnya sebagian Roh Ku, rebahkanlah dirimu dan bersujud Kepada Nya
(QS Al-Hijr : 29)
Sebagai manusia
yang secara jasmani dan ruhani yang sangat kotor dan hina dina, tidak akan
dapat dan mampu bertemu Tuhan Yang Maha Suci terkecuali, melalui suatu
Penghantar yang terpilih (Waliyyam Mursyida)
yang di dalam Rohaninya terkandung “Nurun ‘ala’ nur(in) yahdillahu linurihi
may yasya’(u). Dia (Waliyyam
Mursyida) bukanlah tujuan, tetapi sebagai alat Penghantar untuk masuk pada
dimensi yang sama yaitu alam ruhani.
Firman Allah : “ May
yahdillahu fa huwal muntadi wa may yudlil falan tajidalahu waliyyam mursyida ”. ( AL-KAHFI : 17).
Artinya : “ Barang
siapa yang diberi Petunjuk oleh ALLAH, dialah orang yang mendapat Petunjuk, dan siapa yang dibiarkanNya sesat,
maka tidak ada seorang Pemimpin (Waliyyam Mursyida) yang dapat memberi Petunjuk ”.
Jadi
jelaslah bagi kita sekarang tiap-tiap ruh yang menggabungkan dirinya dengan
rohani Silsilah Waliyyam Mursyida yang
Kamil lagi Mukammil yang Khalis Mukhlisin akan memiliki Wabtaghuu Ilaihil Wasiilata (Wasilah yang menyampaikan dalam
Bermunajad Kepada ALLAH swt ). Dari
Abu Yazid Al Busthami mengatakan : “ Barang siapa yang tidak ada syeikhnya (Waliyyam Mursyida) maka pastilah
Syetan Pemimpinnya ”.
Untuk
mendapatkan Agama ALLAH swt sebagai Ilmu yang Haq, maka kita harus mencari dan
menggunakan Metode yang Benar sebagaimana Firman
Allah : “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah (termaksud
berdzikir dan shalat), dan carilah
cara (wasillah) untuk mendekatkan diri
pada Nya dan Berjihadlah pada jalan Nya semoga kamu menang (QS Al- Maidah :
35). Metode tersebut adalah Tariqatullah yang mengandung Ilmu
Tasawuf dan
Ilmu Sufi dengan untuk dapat Menyempurnakan Syari’at Islam, karena
Syariat itu
merupakan Peraturan, Tariqat adalah Pelaksanaannya, Haqiqat itu
merupakan
keadaan dan Ma’rifat adalah Tujuan, Sabda Rasulullah saw: “Syari’at itu
perkataanku,thariqat itu perbuatanku dan haqiqat itu ialah
kelakuanku.
Sebagaimana Firman Nya :
“ Ya
ayyuhal ladzina ananudkhulku fis silmi kaffah ”.
Artinya : “ Hai
orang-orang Beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan ”.