Selasa, 23 Oktober 2012

KEMUTLAKAN DALAM BERAGAMA

KEMUTLAKAN DALAM BERAGAMA
   
Hadits Rasulullah SAW : 
“ Al – Islaamu ya’luu yu’laa  ‘alaihi ”.
Artinya :
  Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya.
  ( Hadits diriwayatkan oleh Bukhari )
      

      
Penulis
" Moh. Bakri Amu "
Dalam memahami Hadits tersebut, sudah jelaslah bahwa betapa hebat dan tingginya Agama itu, tapi mengapa Agama itu tidak dapat kita buktikan kehebatannya? padahal dengan kedahsyatannya yang tak terhingga, Agama At-Tauhid dapat dimenangkan sepanjang masa, namun tenaga ini telah hilang atau pudar seperti yang kita rasakan sekarang ini. Agama pun lambat laun akan pudar seperti lampu yang kehabisan minyaknya, yang mana Agama hanya tinggal syiar nya saja yang menanjak terus sedangkan energinya/kekuatan gaibnya telah mulai hilang dan Agama akhirnya akan tinggal namanya saja serta menjadi kebudayaan manusia belaka !! sebab Agama dipahami pada umumnya hanya secara ilmu fiqih/sosial saja.

        Agama secara Hakikatnya adalah Nur, yang didalamnya terkandung Kalimah ALLAH yang Maha Sakti yang hanya dapat dibuktikan melalui Metode Tariqatullah yang Bersilsilah hingga Kepada Rasulullah saw Melalui Guru yang Mursyid, Tariqat/Tasawuf adalah ilmu yang sangat tinggi dan sangat dalam, oleh karenanya sangat sulit dimengerti oleh orang awam yang Beragama Islam pun apalagi pada zaman dahulu dimana Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan (sains) masih belum umum dikuasai, di sinilah mereka para orientalis menyusup untuk mengacaukan dan mengadu domba serta menyebarkan fitnah untuk menghancurkan kita sesama Islam, mereka menciptakan tariqat-tariqat palsu yang menyesatkan, dan atas dasar itu mereka mendiskreditkan seluruh tariqat termasuk Tariqat yang Haq yang Bersilsilah Kepada Rasulullah saw hingga para ulama wahabiyah menfatwakan bahwa semua tariqat adalah salah dan sesat, betapa dahsyatnya kerugian orang Islam selama berabad-abad lamanya !! disebabkan oleh para orientalis yang berhasil dengan sangat licik memecah belah dan menghancur leburkan Islam yang sangat bernilai itu !!.

Ilmu Tariqat/tasawuf adalah yang mampu secara vertikal menembus sedalam-dalamnya kedalam lapisan yang terdalam dari Al Qur’an, yang dapat membukakan tabir Rahasia Kalimah ALLAH yang dibawah Al-Islam melalui Nur – Nya. Sebagaimana diterangkan dalam Hadits Qudsi :
“ Laa ilaaha illallahu wa aana huwa man qaalaha dakhala  hishni waman hisniaamina min iqaabi ”.
Artinya : “ Laa ilaaha illallah, itu adalah perkataanku dan Ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuklah ia ke dalam benteng Ku, siapa yang masuk ke dalam Benteng Ku, terpeliharalah ia dari siksaan Ku ”        
 
       Dzikir  adalah suatu tekhnologi yang dapat menghasilkan energi dari Kalimah ALLAH sebagai inti dari Al Qur’anul Karim yang dapat memusnakan Al-iblis yang bagaimanapun tangguhnya, dan ini hanya dapat dicapai antara lain melalui saluran Haq Nya yang diakui oleh ALLAH swt, yaitu melalui Rohani  salah Seorang Para Rasul Pilihan Nya yang tali Silsilanya nyata adanya !! karena hanya disitulah tersembunyi  frekwensi ALLAH swt yang tidak terhingga. Rasulullah saw Sendiri harus diberi suatu faktor yang tak terhingga yaitu Nurun ala Nurin baru mampu Beliau Bermunajad sampai Kehadirat ALLAH swt, faktor yang tak terhingga itu diberikan Sendiri oleh Dzat yang Maha Tinggi yang berdimensi tak terhingga pula. Ini adalah suatu contoh yang sangat jelas bahwa manusia tidak akan sampai Kepada ALLAH swt tanpa diberi bantuan suatu alat yang hukumnya tak terhingga kapasitasnya, sebagaimana Firman Allah di dalam Surat Asy-syura : 52 :
“ Wa kazalika auhaina ilaika ruham min amrina, ma kunta tadri mal kitabu wa lal imanu wa lakin Ja’alnahu nuran nahdi bihi man nasya’u min ‘ibadina, wa innaka latahdi ila siratim mustaqim (in). ”
Artinya : “ Sebagaimana Kami menurunkan Wahyu Kepada Rasul yang lain, begitu pula Kami mewahyukan Al-Qur’an kepadamu sebagai Rahmat dari Kami. Padahal sebelumnya, kamu tidak tahu apakah Kitab Al-Qur’an dan Iman itu. Namun Kami menjadikannya Nur dan dengannya Kami tunjuki pada manusia pilihan Ku di antara hamba-hamba Ku. Justru dengan Nur itu kau dapat menunjuki orang pada jalan yang lurus.”
        
        Ayat tersebut sangatlah menjelaskan bagaimana pengertian tentang Mursyid, Mursyid sesungguhnya adalah Wasillah sedangkan Wasillah itu Arwahul muqadasah (Rohani) Rasullullah saw yang sudah ditanamkan Nur Illahi dan Nur Muhammad oleh ALLAH swt. Sebagai via atau chanel dan frekwensi untuk dapat menuntun kita ke jalan yang lurus. Mursyid bukanlah orang atau manusia tetapi Mursyid mengambil tempat di Qalbu Orang Mukmin sebagaimana di terangkan dalam Hadits Qudsi : “ AKU Berkenan di  Hati Hamba Ku yang Mukmin, yang Lemah Lembut dan Tenang ”. Orang Mukmin yang dimaksud tersebut adalah Waliyyam Mursyida. di dalam Hadits diuraikan : “ Ia (Waliyyam Mursyida) meneruskan Pancaran Nurun ala Nurin pada Orang yang dikehendaki ALLAH swt, karena Ia adalah aparat ALLAH swt, seperti juga Rasulullah saw adalah aparat ALLAH swt yang pertama dan Ia adalah Penerus Tugas Rasulullah saw, sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang sebenar-benarnya sebagai Al-Ulama – U Waratsatul An- biya yang sebenar-benarnya, lahir batin jasmani dan rohani " (HR AL-BAZZAR dari IBNU ABBAS  r.a).
        
Dalam pemahaman umum, sering timbul pertanyaan : mengapa kita harus memakai penghantar Waliyyam Mursyida? bukankah Tuhan Maha Tahu dan Maha Melihat? secara syari’at pertanyaan itu sangatlah wajar terjadi, sebab mereka menyamakan dimensi fisik yang nyata dengan dimensi Tuhan yang Maha Gaib. Semestinya kalau kita ingin benar-benar mengetahui bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Melihat, haruslah kita masuk pada dimensi yang sama,sebagaimana proses isra dan mi’raj yang telah dilakukan rasulullah saw yang telah masuk pada di mensi yang sama. Satu-satunya dimensi yang sama dengan ALLAH swt yang kita miliki adalah ruhani kita.
Firman Allah :
“ Fa iza sawwaituhu wa nafakhtu fihi mir ruhi fa qa ’u lahu sajidin (a)
Artinya   : “ Maka setelah Aku Sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian Roh Ku, rebahkanlah dirimu dan bersujud Kepada Nya (QS Al-Hijr : 29)

      Sebagai manusia yang secara jasmani dan ruhani yang sangat kotor dan hina dina, tidak akan dapat dan mampu bertemu Tuhan Yang Maha Suci terkecuali, melalui suatu Penghantar yang terpilih (Waliyyam Mursyida) yang di dalam Rohaninya terkandung “Nurun ‘ala’ nur(in) yahdillahu linurihi may yasya’(u). Dia (Waliyyam Mursyida) bukanlah tujuan, tetapi sebagai alat Penghantar untuk masuk pada dimensi yang sama yaitu alam ruhani.
Firman Allah : “ May yahdillahu fa huwal muntadi wa may yudlil falan     tajidalahu waliyyam mursyida ”.  ( AL-KAHFI : 17).
Artinya   : “ Barang siapa yang diberi Petunjuk oleh ALLAH, dialah orang yang mendapat     Petunjuk, dan siapa yang dibiarkanNya sesat, maka tidak ada seorang Pemimpin (Waliyyam    Mursyida) yang dapat memberi Petunjuk ”.

      Jadi jelaslah bagi kita sekarang tiap-tiap ruh yang menggabungkan dirinya dengan rohani Silsilah Waliyyam Mursyida yang Kamil lagi Mukammil yang Khalis Mukhlisin akan memiliki Wabtaghuu Ilaihil Wasiilata (Wasilah yang menyampaikan dalam Bermunajad Kepada ALLAH swt ). Dari Abu Yazid Al Busthami mengatakan : “ Barang siapa yang tidak ada syeikhnya (Waliyyam Mursyida) maka pastilah Syetan Pemimpinnya ”.
       
      Untuk mendapatkan Agama ALLAH swt sebagai Ilmu yang Haq, maka kita harus mencari dan menggunakan Metode yang Benar sebagaimana Firman Allah : “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah (termaksud berdzikir   dan shalat), dan carilah cara  (wasillah) untuk mendekatkan diri pada Nya dan Berjihadlah pada jalan Nya semoga kamu menang (QS Al- Maidah : 35). Metode tersebut adalah Tariqatullah yang mengandung Ilmu Tasawuf dan Ilmu Sufi dengan untuk dapat Menyempurnakan Syari’at Islam, karena Syariat itu merupakan Peraturan, Tariqat adalah Pelaksanaannya, Haqiqat itu merupakan keadaan dan Ma’rifat adalah Tujuan, Sabda Rasulullah saw: “Syari’at itu perkataanku,thariqat itu perbuatanku dan haqiqat itu ialah kelakuanku.
Sebagaimana Firman Nya :
   “ Ya ayyuhal ladzina ananudkhulku fis silmi kaffah ”.
Artinya : “ Hai orang-orang Beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan ”.

Selasa, 09 Oktober 2012

AGAMA

AGAMA ADALAH NUR



Penulis
" MOH. BAKRI AMU "
SYARIAT di ibaratkan bagaikan sebuah kapal, sedangkan TAREQAT adalah samudra yang luas dan HAKIKAT adalah mutiara yang terdapat didalam samudra.

Manusia adalah unsur yg terbatas, maka tdak akan sanggp mngkaji unsur yg tak terhingga (TUHAN), walaupun laut kau jadikan tinta dan pohon-pohon kau jadikan pena, kecuali manusia hasil produkNYA.

Agama bukan pegertian ataupun kepercayaan tapi Dia adalah NUR yang turun dari sisi-NYA
Agama bukanlah syariat, tapi orang yang beragama harus bersyariat.

Rendahkan lah dirimu padaNYA maka engkau akan di tinggikanNYA, janganlah sombong dan tinggi padaNYA maka engkau di rendahkanNYA...

Tutupilah aib saudaramu, sebagaimn engkau mnyembunyikan aibmu sendiri dan jadilah obat bgi saudaramu.
Jadikanlah saudaramu seperti salah satu organ tubuhmu, 
apabila organ itu sakit maka seluruh tubuh ikut sakit.

Nafsu manusia lebih senang mengaku-ngaku bahwa dia mampu, bisa berbuat dan kuat, padahal semua itu rekayasa nafsu yang menghalangi Kebajikan dan Taqarrub.

Tanpa kompas kita akan tersesat dalam perjalanan mengarungi samudra dunia ini, begitulah orang tanpa seorang MURSYID akan tersest dalam perjalanannya untuk mencari TUHAN

Mustahil manusia memiliki rasa cinta, karena cinta adalah sifatNya, dasar kecintaNYAlah pada seluruh pada makhluk hingga DIA menciptakn dunia dan semua kenikmatannya, meskipun DIA di khianati..

Carilah orang yg dapat menggosok cermin hatimu,hingga cemerlanglah cahaya TUHANmu.

Janglah engkau bercerita tentang TUHAN,ataupun mengajarkan orang tentang TUHAN,sebelum kau temukan orang yg sanggup mengeluarkan kau dari penjara hawa nafsumu dan membwmu ke dalam haribaanNya.
 Orang buta tidak akan dapat menuntun orang buta
Rahmat Tuhan sesungguhnya sangat pedih bagi manusia, diibaratkan seperti orang yang minum jamu 
"Sangat Pahit ditenggerokan tapi membentuk tubuhnya menjadi sehat dikemudian hari"
orang yang kagum dengan kebesaran-kebesaraNYA sesungguhnya dia jauh dari padaNYA
Peliharalah orang yang selalu menebarkan kebencian terhadapmu dan jauhilah orang yang selalu memuji-muji dirimu, karena sesungguhnya kebencian orang adalah Rahmat Tuhan dan pujian-pujian orang sesungguhnya adalah BALA Tuhan
Rendahkanlah dirimu pada manusia, karena hal tersebut awal kita untuk mengenal RahmatNYA.
Ilmu Yang Tertinggi Adalah Akhlak...   (PRIBADI BERBUDI LUHUR)


METHODOLOGI BERMUNAJAT

METHODOLOGI BERMUNAJAT

Penulis
" Moh. Bakri Amu "
Rasulullah SAW, teladan paling paripurna ketika hendak menuju Allah SWT.  dalam Ista’ dan Mi’raj NYA Rasulullah SAW. Senantiasa dibimbing oleh malaikat Jibril As. Fungsi Jibril As, disini identik dengan MURSYID dimata kaum Sufi, hal yang sama ketika Nabiyullah Musa As, yang merasa sampai kepadaNYA, ternyata harus diuji melalui bimbingan Ruhani seorang Nabi Khidir As. Hubungan Musa dan Khidir adalah hubungan spiritual antara Murid dan Syeikh (Waliya Mursyida). Dalam soal-soal rasional (Fikih), Musa As. sangat hebat, tetapi beliau tak sehebat Khidir As. dalam soal batinnya.
Eksistensi dan fungsi Mursyid banyak ditolak oleh sebagaian ulama yang anti Tasawuf atau mereka yang memahami Tasawuf dengan cara-cara individual. Lalu mereka merasa mampu menembus jalan Ruhani yang penuh dengan rahasia menurut metode dan cara mereka sendiri, bahkan dengan mengandalkan pengetahuan yang selama ini mereka dapatkan dari ajaran Al-quran dan Sunnah.
Namun karena pemahaman terhadap kedua sumber ajaran tersebut terbatas, mereka mengklaim bahwa dunia Tasawuf bisa ditempuh tanpa bimbingan seorang Mursyid, pandangan demikian hanya layak secara teoritis belaka. Tetapi dalam praktek Thareqat Sufi hampir bisa dipastikan bahwa mereka hanya meraih KEGAGALAN spiritual, bukti-bukti historis kegagalan spiritual tersebut telah dibuktikan oleh para Ulama itu sendiri yang mencoba menempuh jalan Sufi tanpa menggunakan Bimbingan Mursyid.
Belajar Syariat saja jika tanpa seorang Guru bisa salah, apalagi belajar Hakikat. Karena itu suatu kesombongan besar manakala seseorang mengatakan, Hakikat Mursyid itu adalah dirinya sendiri. Firman Allah SWT :
Barang siapa mendapatkan kesesatan, maka ia tidak akan menemukan (dalam hidupnya) seorang Wali yang Mursyid ” (Al-quran)
Ayat tersebut memberikan kesaksian bahwa seorang dengan kehebatan ilmu agamanya tidak akan mampu menempuh jalan Sufi, kecuali atas bimbingan seorang Syeikh yang Mursyid.
Sebab dunia pengetahuan agama, seluas apapun hanyalah Dunia Ilmu saja, padahal semua Hakikatnya itu harus lahir dari AMALIYAH. Karena yang diserap ilmu adalah produk dari Amaliyah seorang Ulama yang telah dibukakan jalan Ma’rifat itu sendiri. Jalan Ma’rifat itu tidak bisa begitu saja ditempuh dengan mengandalkan pengetahuan akal Rasional, kecuali hanya akan meraih ilmu Yaqin belaka, sebelum sampai pada tahap Haqqul Yakin, alhasil mereka yang merasa sudah sampai kepada Allah SWT (Washul) tanpa bimbingan seorang Syeikh yang Mursyid, WashulNya bisa dikategorikan sebagai washul yang penuh dengan tipu daya.
Sebab dalam alam METAFISIKA sufisme, mereka yang menempuh jaln Sufi tanpa bimbingan Ruhani seorang Syeikh yang Mursyid tidak akan mampu membedakan mana Hawathif-hawathif yang datang dari Allah SWT, dari malaikat atau dari Syetan dan bahkan dari Jin.
Oleh sebab itu ada Kalam dari ulama Sufi yang sangat terkenal :
Barang siapa menempuh jalan Allah tanpa disertai seorang Guru (Waliyah Mursyida) maka gurunya adalah Syetan
Carilah seorang Guru yang Mursyid untuk menjadi pembimbingmu, dan janganlah kamu berguru pada seorang yang tidak membangkitkan dirimu untuk menuju kepada Allah dan tidak pula menunjukan wacananya kepadamu, jalan menuju Allah SWT.
  • Gurumu bukanlah orang yang anda mendengarkan darinya, tetapi Gurumu anda yang meraih Cahaya dariNYA
  • Gurumu bukanlah orang yang mengajak anda ke pintuNYA, tetapi Gurumulah orang yang menyingkap hijab antara diri mu dan diri NYA.
  • Gurumu bukanlah orang yang menghadapkan wacananya pada anda, tetapi gurumu adalah yang menggerakan isyarat Ruhani kepada anda.
  • Gurumu-lah yang mengeluarkan dirimu dari penjara hawa nafsumu dan memasukan dirimu kedalam keharibaanNYA
  • Gurumu-lah yang senantiasa menggosok cermin hatimu hingga cemerlanglah cahaya Tuhan mu, dialah yang membangkitkan dirimu hingga dirimu bangkit kepadaNYA.

Senin, 01 Oktober 2012

Ayahanda Guru bersama Ketua MUI





DALAM RANGKA SEMINAR NASIONAL REHABILITASI NARKOBA
DI PALU TAHUN 2006
BERTEMPAT DI GEDUNG POGOMBO
KANTOR GUBERNUR PROV. SULAWESI TENGAH
YANG DI SILENGGARAKAN OLEH PONPES HASAN MA’SHUM
DAN PEMERINTAH DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH

YMM AYAHANDA GURU



Ayahanda Guru Maulana SS. H. Amiruddin KY,
Bin Moh. Khoir Hasyim Al Kholidy

Mendapatkan Ijazah Statuta Tareqat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah dari
Alih Waris Silsilah Ke 36
SS. Moh. Khoir Khasyim Al Kholidy, adik kandung dari
Alih Waris Silsilah ke 35 SS. Sulaiman Khasyim Al Kholidy
Keduanya adalah Putra Kandung dari
Nenek SS. Mohammad Khasyim Al Kholidy An Naqsyabandiyah Alih Waris Silsilah Ke 34

Di Tapak Gajah



Ayahanda Guru Maulana SS. H. Amiruddin KY,
Bin Moh. Khoir Hasyim Al Kholidy

Alih Waris Silsilah Ke 37

Bersama

SS. Moh. Khoir Khasyim Al Kholidy
Alih Waris Silsilah Ke 36


di Tapak Gajah

CARILAH GURU YANG GURUNYA SAMPAI KEPADA RASULULLAH SAW...


SILSILAH TAREQAT NAQSABANDIYAH AL KHOLIDIYAH



ALIH SILSILAH
TAREQAT NAQSYABANDIYAH AL KHOLIDIYAH


Tarekat Naqsyabandiyah bermula dari :

ALLAH SWT

Mengutus

MALAIKAT JIBRIL ALAIHIS SALAM

untuk mentalqinkan rahasia yang amat sangat halus kepada hamba-Nya yang amat suci, kekasih-Nya yang utama, yaitu :

NABI MUHAMMAD SAW

dan dari Nabi Muhammad SAW turun kepada :

1.      Sayyidina Abu Bakar Siddiq radiyallahu ta’ala anhu (r.a.).
GelarAs-Siddik yang berarti benar dan membenarkan kebenaran, dan melaksanakan kebenaran itu dalam perkataan dan perbuatan, lahir maupun batin. Beliau adalah khalifah pertama dari Khulafaur - Rasyidin. Dari beliau turun kepada,

2.      Sayyidina Salman Al-Farisi r.a.
Beliau adalah murid utama Sayyidina Abu Bakar dan terkenal sebagal tokoh sufi dan tokoh Ilmu Alam, Ilmu Falak yang kenamaan. Dari beliau turun kepada,

3.      Al Imam Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As Siddiq r.a. Dari beliau turun kepada,

4.      Al Imam Sayyidina Ja’far As Shadiq r.a.
Imam Ja’far adalah anak cucu Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Siddik ra. Beliau terkenal sebagai ahli kesusasteraan dan ahli hukum dan karena keahliannya itu, serta kebenaran dan kesuciannya, menyebabkan dia sangat dihormati. Dari beliau turun kepada,

5.      Al ‘Arif Billah Sultanul Arifin Asy Syekh Thaifur bin Isa bin Adam bin Sarusyan, yang dimashurkan namanya dengan AsySyekh Abu Yazid Al—Busthami quddusa sirruhu (q.s.).
Gelar Sultanul Arifin berarti imam besar, orang yang mengatahui, imam tasawuf, pemimpin besar yang pertama dalam tarekat keturunan Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a. Dari beliau turun kepada,

6.      Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abul Hasan Ali bin Abu Ja’far AlKharqani q.s. Keistimewaannya dia sangat kasih kepada Allah dan Rasul-Nya, dan dari beliau turun kepada penghulu sekalian quthub. Dari beliau turun kepada,

7.      Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abu Ali Al-Fadhal bin Muhammad Aththusi AlFarimadi q.s. Dari beliau turun kepada wali Allah,

8.      Al ‘Arif billah Asy Syekh Abu Yakub Yusuf AI-Hamadani bin Ayyub bin Yusuf bin AI-Husain q.s. Nama lain beliau adalah Abu Ali As Samadani. Dari beliau turun kepada wali Allah, yaitu:

9.      Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abdul Khaliq AI-Fajduwani Ibnu Al-Imam Abdul Jamil q.s. Beliau itu nasabnya sampai kepada Al-Imam Malik bin Anas ra. Dari beliau turun kepada quthub penghulu sekalian wali Allah, yaitu,

10.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Ar Riwikari q.s. Dari beliau turun kepada hamba Allah, kepala daripada sekalian guru-guru, yaitu,

11.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh MahmudAl-Anjir Faghnawi q.s.
Beliau adalah aulia Allah yang mempunyai sifat dan perangai sempurna dalam menuntut ridla Allah dan sempurna abdinya kepada Allah azza wajalla. Dari beliau turun kepada wali yang sangat kasih akan Tuhannya yang ghani, yaitu,

12.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh AliAr Ramitani, yang dimasyhurkan namanya dengan AsySyekh Azizan q.s.
Dari beliau turun kepada murid yang sangat tinggi ilmu tarikat dan makrifatnya. Dari beliau turun kepada penghulu sekalian wali Allah, yaitu,

13.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muhammad Baba As Samasi q.s.
Beliau adalah seorang aulia Allah dari keturunan Tionghoa. Beliau senantiasa mujahadah dan musyahadah kepada Tuhan dan beliau adalah penghulu dari sekalian wali-wali Allah. Syakh Muhammad Baba As Samasi q.s hidup dalam satu zaman dengan Asy Syakh Ali Ar Ramitani dan dengan Syekh Abdul Qadir Jaelani q.s. Dari beliau turun kepada raja yang besar lagi sayyid, kepala sekalian guru-guru, yaitu,

14.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Sayyid Amir Kulal bin Sayyid Hamzah q.s.
Syekh Sayyid Amir Kulal adalah raja di tanah Arab yang besar dan dia bergelar sayyid mempunyai keturunan bangsawan, dan beliau adalah guru hakikat dan makrifat. Dari beliau turun kepada wali Allah yang masyhur keramatnya dan makmur, ialah imam Tarikat Naqsyabandiyah yang terkenal namanya dengan Syah Naqsyabandy, yaitu,

15.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh As Sayyid Bahauddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Asy Syarif Al Husaini Al Hasani Al Uwaisi Al Bukhari q.s.
Beliau meletakkan dasar-dasar zikir qalbi yang sirri, zikir batin qalbi yang tidak berbunyi dan tidak bergerak, dan beliau meletakkan kemurnian ibadat semata-mata lillaahi ta’ala, tergambar dalam do’a beliau yang diajarkan kepada murid-muridnya "Ilahii anta makshuudii waridhaaka mathluubii". Secara murni meneruskan ibadat Thariqatus Sirriyah zaman Rasulullah, Thariqatul Ubudiyah zaman Abu Bakar Siddiq dan Thariqatus Siddiqiyah zaman Salman al Farisi. Beliau amat masyhur dengan keramat-keramatnya dan makmur dengan kekayaannya, lagi terkenal sebagai wali akbar dan wali quthub yang afdhal, yang amat tinggi hakikat dan makrifatnya. Dari murid-muridnya dahulu sampai dengan sekarang, banyak melahirkan wali-wali besar di Timur maupun di Barat, sehingga ajarannya meluas ke seluruh pelosok dunia. Beliau pulalah yang mengatur pelaksanaan iktikaf atau suluk dari 40 (empat puluh) hari menjadi 10 (sepuluh) hari, yang dilaksanakan secara efisien dan efektif, dengan disiplin dan adab suluk yang teguh. Dan dari beliau turun kepada,

16.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muhammad Al-Bukhari Al-Khawarizumi yang dimashurkan dengan namanya Asy Syekh Alaudin AI-Aththar q.s. Dari beliau turun kepada waliullah, yaitu :

17.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Ya’qub Al-Jarkhiq.s. Dari beliau turun kepada wali yang agung, yaitu :

18.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Nashiruddin Ubaidullah Al-Ahrar AsSamarqandi bin Mahmud bin Sihabuddin q.s. Dari beliau turun kepada raja yang saleh, ialah kepala sekalian guru-guru, yaitu :

19.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh MuhammadAz Zahid q.s. Dari beliau turun kepada anak saudara perempuannya yang mempunyai kerajaan yang besar dan martabat yang tinggi, yaitu :

20.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Darwis Muhammad Samarqandi q.s. Dari beliau turun kepada anaknya ialah seorang raja yang besar, yang adil lagi pemurah, lagi lemah lembut perkataannya, yaitu :

21.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muhammad Al-Khawajaki Al-Amkani As Samarqandi q.s. Dari beliau turun kepada wali Allah yang quthub, yaitu ;

22.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muayyiddin Muhammad Al-Baqi Billah q.s. Dari beliau turun kepada anak cucu Amirul Mukminin Sayyidina Umar Al Faruq r.a, yaitu ;

23.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Akhmad Al-Faruqi As Sirhindi q.s.
yang mashur namanya, yang terkenal denganAl Imam ArRabbani Al-Mujaddid Alf Fassami. Dari beliau turun kepada anaknya yang tempat kepercayaannya, yang menaruh rahasianya, yang masyhur namanya, yaitu;

24.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muhammad Ma ’sum q.s. Dari beliau turun kepada anaknya, yaitu Sultanul Aulia, yaitu :

25.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Muhammad Saifuddin q.s. yang bercahaya zahiriah dan batiniahnya. Dari beliau turun kepada Sayyid Syarif yang gilang gemilang cahayanya, sebab nyata zat dan sifat, yaitu ;

26.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Asy Syarif Nur Muhammad Al-Badwani q.s. Dari beliau turun kepada wali Allah yang tinggi pangkatnya, nyata keramatnya, yaitu :

27.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Syamsuddin Habibullah Jani Janani MuzhirAl-‘Alawi q.s. Dari beliau turun kepada kepala sekalian guru-guru, kepala sekalian khalifah dan penghulu sekalian wali Allah, yaitu;

28.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Abdullah Ad Dahlawi q.s. dan adalah Syekh Abdullah itu nasabnya sampai kepada Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhahu. Dari beliau turun kepada;

29.  Al ‘Arif Billah Maulana Asy Syekh Dhiyauddin Khalid Al-UtsmaniAl-Kurdi q.s.
Beliau adalah anak cucu amirul mukminin Sayyidina Usman bin Affan r.a. Beliau adalah Syekh yang mashur, ahli Tarekat Naqsyabandiyah yang fana fillah, lagi baqa billah, yang pada masa suluk menjadi penghulu sekalian khalifah. Dari beliau turun kepada wali Allah yang zuhud akan dunia dan sangat kasih akan zat Allah ta'ala, ialah kepala sekalian guru-guru di dalam negeri Makkah al Musyarrafah, yaitu hamba Allah,

30.  Al ‘Arif Billah Sirajul Millah Waddin Asy Syekh Abdullah Al Afandi q.s. Dari beliau turun kepada penghulu sekalian khalifah yang mempunyai keramat yang nyata, yaitu ;

31.  Al ‘Arif Billah Asy Syekh Sulaiman Al Qarimi q.s. Dari beliau turun kepada menantunya yang alim lagi Saleh, yang Senantiasa tafakkur dan muraqabah, baqa billah siang dan malam kepada Tuhan khaliqul ‘alam, dan dari beliau nyata kebesarannya serta kemuliaannya, dan adalah penghulu sekalian khalifah dan ikutan sekalian orang yang suluk, yaitu;

32.  Mursyiduna, warabiituna, wa maulana, Al ‘Arif Billah Sayyidi Syekh Sulaiman Az Zuhdi q.s. Dari beliau turun kepada anaknya yang alim lagi Saleh, yang senantiasa tafakkur dan muraqabah, baqa billah siang dan malam dan ikutan Sekalian orang yang Suluk, yaitu ;

33.  Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana, Al ‘Arif Billah Sayyidi Syekh Ali Ridha q.s
Ketika meletus perang dunia ke-II di Eropa di sekitar tahun 1937 Ali Ridha q.s. meninggalkan Mekkah menuju Baghdad dan kemudian ke India dan di sana dia meninggal dunia. Ali Ridha q.s. adalah ahli tasawuf dan Syekh Tarekat Naqsyabandiyah yang sangat pintar dan alim, seorang sufi yang masyhur. Kasih sayangnya penuh ditumpahkan kepada muridnya yang kemudian menjadi khalifah Rasul yang ke-34 Seorang berkebangsaan Indonesia. Dari beliau turun kepada muridnya yang menambahi Allah Ta’ala akan sucinya, dan meninggikan Allah Ta’ala akan derajatnya, dan kuat melalui jalan kepada Allah Ta’ala, maka melapangkan dan melebihi Allah Ta’ala baginya, karena menambahi Salam berkhidmat akan Allah Ta’ala, dan memberi bekas barang siapa menuntut jalan kepada Allah ta’ala kepadanya. Kemudian meninggikan Allah Ta’ala atas orang yang hidup akan menambahi yakin zikir yang batin dan mengesakan yang dikenal bagi yang kaya dan miskin dan menjadikan Allah Ta’ala bagi orang yang suluk dengan Tarikatul Ubudiyah dan Naqsyabandiyah, amanat suci Allah Ta’ala dan menyembunyikan dia sebagai walinya yang pilihan, yaitu :

34.  Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana, Al ‘Arif Billah Sayyidi Syekh Muhammad Hasyim Al Khalidi q.s.
Guru pertama beliau adalah Saidi Syekh Sulaiman Hutapungkut di kota Nopan, Tapanuli Selatan. Sebagai kelanjutan dari pendidikannya, Syekh Muhammad Hasyim berguru dan menerima Ijazah syekh dari Syekh Ali Ar Ridha q.s di Jabal Qubis Mekkah. Setelah kembali ke Indonesia, beliau menetap di Buayan, Sumatera Barat. Selama di Jabal Qubis Mekkah dengan tekun menuntut dan mengamalkan Tarekat Naqsyabandiyah, mendalami syariat dan hakikat serta memperoleh makrifat. Pada kesempatan itu pula beliau berpuluh-puluh kali berziarah ke makam Rasulullah SAW dan melaksanakan ibadat haji.Sebagai seorang perintis kemerdekaan, beliau juga pernah dibuang ke Boven Digul dan menjadi penasehat beberapa pembesar Indonesia dalam perang kemerdekaan. Beliau meninggal dalam usia lanjut, yaitu 90 tahun. Beliau lahir pada tahun 1864 dan maninggal tahun 1954.Dari beliau turun kepada muridnya yang pilihan yang sangat kasih akan gurunya, akan Allah SWT dan Rasul-Nya, yang kuat menjalani jalan hakikat dan kuat mengarjakan jalan berkhidmat, yang dikenal oleh orang banyak sebagal seorang tabib besar, yang mengobati orang banyak, dari penyakit batin dan zahir dengan kekuatan zikrullah, dan menjadi ikutan dari segala orang yang terpelajar yang suluk, yang bertarikat dengan Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah Khalidiyah, dan diturunkannya kepada anak kandungnya :

35.  Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana, Al’Arif Billah Sayyidi Syekh Sulaiman Hasyim Al Khalidi q.s, dan di turunkan kepadanya :

36.  Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana, Al’Arif Billah Sayyidi Syekh Mohamad Khoir Hasyim Al Khalidi q.s,
dan diturunkan kepada anak kandungnya yang kasih akan gurunya  :

37.  Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana Al’Arif Billah Sayyidi Syekh Amiruddin KY. Bin Moh. Khoir Hasyim Al Khalidi An Naqsyabandy q.s






Penulis : MOH. BAKRI AMU